Wednesday, January 13, 2016

Tips Sederhana Menjadi "Koki" Kata (Editor)

Ini pengalaman pertama menjadi seorang editor..bener-bener pemula. Meski yang ku edit bukan hasil goresan tinta penulis bestseller,  tapi aku bangga saat diminta melakukannya.  ya..naskah yang ku edit adalah hasil karya peserta TWC 5 (penulis bestseller juga sebenarnya...meski baru calon hehe...). Seperti terceritakan pada postingan sebelumnya, Penghujung tahun 2015 aku mengikuti Teacher Wi riting Camp (TWC 5) yang digagas oleh Guru Sejuta Nge-Blog. Hasil riil TWC adalah terbitnya buku berisi kumpulan tulisan karya peserta. Panitia memintaku untuk menjadi editor sebelum naskah masuk percetakan. Tanpa berpikir dua kali aku sanggupi dengan pertimbangan
"aku jadi belajar kepenulisan" (sekarang editor siapa tahu besok bisa jadi penulis bestseller...iya kan? aamiin#teringat jejak langkah Bapak Ukim sebelum jadi penulis).
Ternyata, menjadi editor mengasyikan juga...kita dituntut untuk meramu dan memberi bumbu pada tulisan dengan takaran pas supaya rasa dan tampilan tulisan menjadi menarik, enak dibaca dan mudah dipahami oleh  pembaca..bak seorang koki handal saat memasak dan menyajikan menu makanan.
Meski aku yakin, hasil editing kemarin masih jauh dari sempurna (sekali lagi harap maklum masih pemula banget..), namun learning by doing nya membuatku sedikit (baru sedikit...) paham bagaimana membuat tulisan supaya rapi, menarik, dan enak dibaca (ini hasil diskusi dengan rekan sekantor yang kebetulan guru Bahasa Indonesia lo...heheh..). Nah, dari beberapa kali diskusi, aku ingin membagikannya kepada teman-teman di sini yang aku sebut sebagai "tips sederhana menjadi koki kata" yang semoga ada manfaatnya...
1. Tanda baca ditulis langsung di belakang kata yang diikuti tanpa diberi sepasi ya...ingat.. gak usah diberi sepasi lo..soalnya biar gak ketinggalan kereta..kasihan kalau sampai ketinggalan nanti sendirian dong...
ex: Aku menulis cerita. (tanda titik nempel di belakang kata cerita)
      Ke mana perginya burung itu? (tanda tanya nempel di belakang kata itu)
2. Kata-kata yang berasal dari bahasa asing sebisa mungkin ditulis miring...tujuannya untuk membedakan mana produk asli dalam negeri dan mana yang bule ..heheh...
ex:  setiap hari menulis di blog
       surprise diminta menjadi editor
3. Kata di, ke jika dibelakangnya diikuti dengan kata yang menujukkan tempat, jangan lupa ditulis terpisah ya...jangan digandeng terus biar mandiri jalannya.
ex: di jalan, ke sekolah
4. Jika ada pengulangan kata, jangan lupa gunakan tanda sambung (-) ...kasihan kalo tidak disampung, nanti terlihat gak akur dong...
ex: sama-sama, makan-makan
5. Kata-kata gaul boleh ko digunakan, tapi kalau bisa ditulis miring juga seperti istilah asing biar sejajar seperti bahasa bule..ixixi ngaco ya..
ex: melihatmu tersenyum hatiku jadi berbunga-bunga dech.
6. Kata "ku" di depan kata lain ditulis terpisah karena menggantikan kata aku ya..namun beda halnya jika ditulis di belakang kata lain, ini harus di sambung
ex: ku miliki,
      ku paham apa yang kamu maksud
      Kau milikku

to be continue...

Friday, January 8, 2016

Tembakan Yang Tak Bisa Terelak

Pukul 01.15 WIB
37 halaman dari 166
Oh My God..Sepertinya aku sudah gila..ya..tak berpikir panjang langsung menggulirkan kata "siap" ke gawang Bang Namin AB Ibnu Solikhin saat Si Abang ini memintaku untuk menjadi editor karya teman-teman peserta TWC5.
Sedikit flashback, hari terakhir kegiatan TWC5, semua peserta diminta membuat karya sebanyak 8 halaman yang nantinya akan dijadikan satu untuk dibukukan. Pagi-pagi saat memasuki ruang pertemuan, Bang Namin tiba-tiba memanggil dan menyampaikan, "Bu Nila nanti jadi editor naskah teman-teman ya."
Glek..langkah terhenti, satu detik..dua detik..otak tak sempat berpikir panjang, Entah kekuatan dari mana tiba-tiba mulut dengan entengnya menjawab "siapppp".
Aku terpengarah sendiri...lah..kenapa ku jawab siap??hati sedikit mengutuk mulut yang telah lancang berucap. aku ini siapa? aku sudah bisa nulis apa? karya belum punya, bukan guru bahasa indonesia pula, apalagi penulis best seller dunia, aku hanyalah penikmat catatan dan rangkaian kata dari orang-orang hebat. Dengan alasan apa pula Si Abang memintaku untuk menjadi editor??
Terlanjur basah..fakta berbicara aku telah menjawab "siappp" artinya ludah tak mungkin ku telan kembali. mau tidak mau aku harus mau...
Namun hati sedikit mendamaikan..benar kata orang, "kata hati tak bisa dibohongi, dan kata hati pasti selalu benar." mengapa mulut sampai mengucap kata "siappp" dengan sigap saat Bang Namin meminta jadi editor mungkin karena respon hati lebih cepat sampai ke mulut.
Yah...mungkin ini hal baru bagiku. dan baru pernah aku diberi kepercayaan seseorang untuk mengedit karya tulisan meski saat kuliah dulu aku juga aktif di UKM penerbitan bahkan sampai tingkatan Pemimpin Redaksi..tetapi ilmu itu telah lama aku tinggalkan. selepasnya..aku mesti belajar kembali.
Namun prinsip "belajar sepanjang hayat dan man jadda wa jadda" sepertinya telah melekat betul dlm relung hati hingga amanah apapaun yang diterima pantang untuk ditolak. dari sinilah mulut dengan sigap mengatakan "siapp" pada Bang Namin.
dan kini...betul-betul menikmati...166 halaman inti dan 19 halaman pengantar dari naskah teman-teman telah masuk ke emailku, siap menantiku memberi polesan agar terlihat makin cantik dan tampan. namun...pesan yang terkirim bersama lampiran naskah dari orang yang mengirimnya membuatku terberdaya..ya sangat sangat terberdaya...seorang awam diminta mengedit 185 halaman dalam waktu 3 hari........keren benerrrrrr...."siaaaapppp" jawabku kepada sipengirim..(siapa nih..pengirimnya??? hahaha..)
but..tak ada yang tak mungkin di dunia ini.."siap" yang terucap insyaallah aku pertanggungjawabkan..jikapun melebihi batas waktu 3 hari...dan jika pun banyak yang masih gagal edit, mohon dimaafkan ya Bang Namin...Mohon bimbingan selalu...hehehe.....
semangat...

dan saat ini baru 37 dari 166+19..hahayyy..aku pasti bisa...
justru dari sini aku jadi belajar...
terima kasih Bang Namin atas kesempatannya...

Wednesday, January 6, 2016

BANGKIT DARI "MATI SURI"

Setelah sekian lama tenggelam dalam timbunan aktivitas dan medsos lain.. awal 2016 ku sentuh laman ini untuk mengalirkan kembali gairah menulis yang sempat kehilangan nyawa. Terinspirasi dari teman-teman hebat yang Allah anugrahkan padaku melalui kegiatan Teaching Writing Camp (TWC 5) di akhir tahun 2015 serasa aliran darah yang menembus tepat di jantung kehidupanku. inilah tulisan pertamaku di tahun 2016, yang aku anggap sebagai mukodimah dan semoga memberi  inspirasi dan keberkahan bagi semua..

Yuk saya awali dengan sedikit catatan kecil

Jika Anda menggunakan waktu dengan hitungan Masehi, pastilah Anda menganggap 1 Januari menjadi sesuatu yang special, bukan begitu??  1 Januari menjadi awal Anda menghitung waktu yang akan dilalui dalam hidup dan menjadi awal Anda mereview perjalanan hidup yang telah dilalui. Potongan-potongan puzzle kehidupan selama satu tahun ke belakang dapat menjadi guliran amunisi untuk kehidupan di masa depan yang lebih baik. Kesalahan yang pernah kita lakukan bukan untuk menjadikan kita tenggelam, keberhasilan yang pernah kita raih bukan untuk menjadikan kita pamrih. Keikhlasan hidup dan kebermaknaan diri kita untuk orang lain yang akan menjadikan hidup lebih hidup. 
Jadikan diri kita punya manfaat bagi orang lain...semangat...